Haul Gusdur Ke-13, Ciptakan Ruang Inklusif Kesetaraan Sosial

Avatar

Bandarlampung – Haul Gus Dur ke-13 bertajuk “Inklusivitas untuk Lampung yang Adil dan Setara” dilaksanakan di Growing Hope pada Selasa, 10 Januari 2023.

Kesempatan tersebut diisi dengan beragam rangkaian. Diawali dengan berbagai organ masyarakat memberi pandangannya soal Gus Dur. Diantaranya Ketua PCNU Bandar Lampung, Pendiri Growing Hope, Kodim Bandar Lampung, PGLII Kota Bandar Lampung, FKUB Provinsi Lampung.

Selanjutnya, para tamu undangan membaca nota komitmen bersama, komitmen tersebut bertujuan menciptakan ruang inklusif untuk memberikan jaminan kesetaraan sosial kepada seluruh Negara Indonesia.

Setelah membaca komitmen bersama, tokoh lintas iman, aparat keamanan negara, organ kemahasiswaan, unit kegiatan mahasiswa menandatangani nota komitmen sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan ruang Inklusif di Lampung.

Setelah itu, para peserta yang hadir ikut mewarnai bersama putra-putri difabel. Tokoh lintas Iman, aparat keamanan, perwakilan pemuda melebur, bersama putra-putri mewarnai.

Dengan duduk sejajar, terlihat pensil warna-warni digunakan bergantian oleh putra-putri difabel bersama dengan tokoh-tokoh lintas iman, aparat keamanan, dan perwakilan-perwakilan mahasiswa.

Mereka, putra-putri berkebutuhan khusus menyambut baik kedatangan orang-orang baru dihadapannya, dan dengan bahagia mewarnai bersama.

Tak lupa dalam kesempatan Haul kali ini, berbagai Unit kegiatan mahasiswa hingga Growing Hope menampilkan musik dan melukis.

Sedangkan dalam sesi terakhir, Haul Gus Dur kali ini juga tetap menggelar Dialog Publik dengan menghadirkan Lima pembicara diantaranya, Kakanwil Kemenag Lampung, Puji Raharjo, S.AG, SS. M.Hum, Psikolog dan Founder Growing Hope, Maria Novitawati, Akademisi UIN Raden Intan Lampung, Siti Mahmudah, PWNU Lampung, Khaidir Bujung dan Penggerak Gusdurian Lampung, Yogi Prazani.

Dalam penyampaian materi, Puji Raharjo mengatakan, kementerian agama hadir untuk semua agama. Disitulah inklusivitas dari kementerian agama.

“Kementrian agama dalam konteks pendidikan, ingin menjangkau seluruh masyarakat yang ada di Provinsi Lampung tanpa melihat latar belakang agama dan tempatnya”.

Sementara, Maria Novitawati, menyampaikan sekilas mengenai Growing Hope yang membangun ruang bagi anak berkebutuhan khusus.

Dengan memfasilitasi sekolah dari SD sampai SMA. Bukan hanya itu, selepas menyelesaikan sekolah, Growing Hope juga membangun keterampilan kerja, hingga menyediakan lapangan pekerjaan.

Inklusi secara sederhana, menerima keberagaman. Tapi dalam keseharian, kita masih sering menjumpai pribadi maupun kelompok yang eksklusif. Dengan anak berkebutuhan khusus misalnya, kita merasa paling sempurna.

Kita kerap kali beranggapan, bahwa kita merasa lebih istimewa dari anak berkebutuhan khusus. Faktanya kita sama, kita mendukung mereka, dan kepribadian kita atau dalam hal ini berubah lebih baik karena berinteraksi dengan mereka terus-menerus. Kita dan anak berkebutuhan khusus, faktanya sama-sama setara, sama-sama membutuhkan

Sedangkan, Yogi Prazani, mengatakan, Gus Dur lebih sering mempraktekkan Inklusivitas itu sendiri. Hal itu bisa terlihat dari lingkungan keluarganya dan pendidikannya.

Inklusivitas pada diri Gus Dur, bisa terlihat dari pemikirannya. Gus Dur, tidak tertutup pada pemikiran baru, tidak terpaku pada satu sudut pandang melainkan, terbuka atau inklusivitas pada berbagai pemikiran.

Selanjutnya, Siti Mahmudah, Akademisi UIN Raden Intan Lampung, menyampaikan, Inklusivitas adalah sesuatu yang dirintis oleh Gus Dur dimasa mudanya.

Nilai Inklusivitas, bisa tercermin dalam Moderasi Beragama, yang hari ini sedang banyak diperdebatkan.

Sementara pembicara terakhir, Khaidir Bujung, menyampaikan, pertama-tama ia mengapresiasi Gusdurian yang terus konsisten mengkampanyekan nilai-nilai Gus Dur.

Dalam kesempatan tersebut, Ia juga menyampaikan bahwa Gus Dur sangat menolak adanya peristiwa kekerasan. Bahkan Gus Dur merelakan tampuk kekuasaan sebagai Presiden hanya agar tak ada pertumpahan darah. Hal itu bisa terlihat pada peristiwa lengsernya Gus Dur sebagai Presiden.

Senada dengan itu, Gus Dur pernah berujar bahwa yang Lebih Penting dari Politik adalah Kemanusian. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Redaksi