Lampung Utara – Dunia Pendidikan kembali tercoreng oleh satu oknum guru yang mengajar di MTs Islamiyah Desa Sri Menanti Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Lampung Utara, dengan dugaan melakukan pembulian terhdap siswa.
Oknum guru berinisial (WA), diduga membully salah satu anak didiknya di hadapan teman-teman sekelasnya dengan menyebutkan perkataan yang tidak pantas tentang keluarga si murid tersebut.
Atas kejadian itu, sang anak berinisial (R) yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas tersebut murung serta merasa malu, dan tidak ingin lagi sekolah akibat pembullyan yang dilakukan oleh gurunya sendiri.
R merasa terbebani mentalnya karena ulah gurunya (W) yang telah memarahi dan mempermalukannya di sekolah dengan mencaci dan membeberkan aib keluarganya di depan teman- temannya di sekolah.
“Saya sangat malu, saya takut untuk bersekolah lagi karena takut diejek teman teman saya, karena guru saya memarahi saya di kelas di depan semua teman-teman saya hingga membeberkan aib kakak ipar saya yang dikatakan membakar garasi dan mobil, mencuri uang mertuanya, mencuri cengkeh, kopi tanpa memberikan bukti,” geramnya
Sesampai di rumah, sang anak menceritakan pembullyan yang dialaminya di sekolah tersebut pada orang tuanya.
” Anak saya menangis menceritakan kepada saya tentang kejadian tersebut di sekolah, sampai anak saya ini tidak mau sekolah lagi, ingin pindah sekolah dan sampai mengurung diri di kamar, saya tidak terima atas perlakuan guru tersebut sudah mencemarkan nama baik suami saya, dan membuat anak saya sampai terkena beban mental seperti ini, seharusnya guru tersebut memanggil muridnya ke kantor agar bisa di nasehati secara 4 mata saja dengan guru BK nya, supaya tidak di permalukan seperti itu,” ujar ibu korban, Minggu (25/09/2022).
Sementara itu di temui di ruangannya, Kepala Sekolah MTs Islamiyah pun membenarkan bahwa kejadian tersebut memang benar adanya.
“Betul memang kemarin terjadi masalah dengan kegiatan belajar-mengajar di sekolah ini, namun sudah di panggil oleh guru BK nya, dan sudah di selesaikan, mungkin ada ucapan guru ini yang tidak berkenan kepada anak muridnya ini, setelah kami selidiki memang apa yang di ucapkan guru tersebut tidak ada kaitan nya dengan kegiatan di sekolah. Berdasarkan kode etik guru memang tidak pantas, mungkin karena emosi.” ungkap kepala sekolah.
Atas kejadian tersebut pihak keluarga anak yang menjadi korban bullying merasa tidak terima dengan sikap gurunya (W) yang menghina dan mempermalukan anak nya tersebut hingga mengakibatkan anaknya menanggung beban mental sampai tidak mau sekolah lagi dan meminta agar pindah sekolah.