Alumni Kedokteran Unila: Miris, Pendidikan Dijadikan Ladang Bisnis

Avatar

Bandarlampung – Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila) menanggapi kasus suap Rektor Karomani merupakan hal lumrah yang sering terjadi di perguruan tinggi.

Mawar, Angkatan 2018 yang baru saja lulus di bulan Mei 2022 kemarin mengatakan, kasus korupsi suap-menyuap dalam perguruan tinggi memang sudah sering terjadi.

“Ini bukan pertama kali, bahkan pernah terjadi di perguruan tinggi lain,” katanya.

Mawar merasa, dunia pendidikan yang seharusnya menjadi sarana untuk membekali diri dalam menghadapi dunia bermasyarakat tentang pengetahuan meliputi sosial, etika maupun adab dapat dijadikan lahan bisnis oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Semua Universitas ada itu, dan bukan hal yang aneh lagi untuk di Indonesia,” terangnya.

Ia menyayangkan, dengan ada nya kasus suap menyuap di dunia pendidikan dapat mempengaruhi generasi bangsa dalam mendukung kemajuan Indonesia.

“Mudah-mudah tidak ada hal seperti ini lagi, Kasihan menurut saya apalagi di dunia pendidikan, kalau ada orang yang mampu secara akademis terhalang dengan siapa yang punya uang lebih untuk masuk,” harapnya.

Ia juga berpesan, untuk mahasiswa baru yang di sambut dengan kasus suap menyuap di Unila untuk tetap fokus untuk menimbah ilmu.

“Jangan kecil hati, mau anak siapapun, nominal berapa pun semua sama perlakuan di kampus, tidak ada yang dibeda-bedakan,” pesannya.

Perlu diketahui, untuk angkatan 2018 yang mendaftarkan diri di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung secara resmi melalui formulir diwajibkan untuk membayarkan sejumlah uang Sumbangan Pembangunan Institusi (SPI) resmi di platform minimal 250 juta dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 17.550 juta tergantung golongan diluar biaya kuliah.

Dan, jika uang SPI melebihi dari 250 juta diberikan kelipatan 50 juga, kemudian tiap fakultas bervariasi untuk biaya UKT. (Anca)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Redaksi